Sistem
Operasi HandHeld
Handheld computer adalah komputer yang cukup kecil sehingga
dapat digenggam. Komputer genggam ini dapat bekerja dengan fungsi yang hampir
sama dengan komputer biasa. Meskipun sangat mudah untuk dibawa, komputer
genggam tidak dapat menggantikan komputer biasa (PC) karena hanya memiliki
keyboard dan layar yang kecil. Beberapa produsen mencoba untuk memecahkan
masalah keyboard yang terlalu kecil. Keyboard tersebut diganti dengan electronic
pen. Bagaimanapun, electronic pen ini masih bergantung
pada teknologi pengenalan tulisan tangan yang masih dalam tahap pengembangan.
Kelebihan dari komputer genggam ini adalah pengguna dapat menyimpan serta mengatur data dengan lebih efisien dan akurat. Biasanya komputer genggam dilengkapi dengan teknologi Bluetooth. Bluetooth memang tepat untuk mencetak secara nirkabel, menghubungkan antara komputer genggam denganmobile printer. Tidak hanya dengan printer tetapi komputer genggam juga dapat dihubungkan dengan alat-alat lain melalui koneksi Bluetooth.
Komputer genggam dapat meningkatkan produktivitas pengguna dan memudahkan mereka untuk bekerja lebih efisien. Komputer genggam yang paling banyak digunakan adalah komputer yang khusus dirancang untuk menyediakan fungsi PIM (Personal Information Manager), seperti kalender, agenda, dan buku alamat.
Sistem Terkluster
Seperti
yang kita ketahui sistem terdistribusi dibagi menjadi tiga model sistem, yaitu
1.
Sistem Client-Server
Merupakan
bagian dari model sistem terdistribusi yang
membagi jaringan berdasarkan
pemberi dan penerima jasa layanan.
2.
Sistem Point to Point
Merupakan
bagian dari model sistem terdistribusi dimana sistem dapat sekaligus berfungsi
sebagai client maupun server.
3.
Sistem Terkluster
Merupakan
gabungan dari beberapa sistem individual (komputer) yang dikumpulkan pada suatu
lokasi, saling berbagi trempat penyimpanan data (storage), dan saling terhubung
dalam jaringan lokal (Local Area Network).
Secara
umum, sistem terkluster memiliki persamaan dengan sistem parallel dalam hal
menggabungkan beberapa CPU untuk meningkatkan kinerjakomputasi.Jika salah
satu mesin mengalami masalah dalam menjalankan tugas maka masin lain dapat
mengambil alih pelaksanaan tugas itu.Dengan demikian sistem akan lebih handal
dan fault toleran dalam melakukan komputasi.
Dalam
hal jaringan, sitem terkluster miri dengan sistem terdistribusi.Bedanya, jika
jaringan pada sistem terdistribusi melingkupi komputer-komputer yang likasinya
tersebar maka jaringan pada sistem terkluster menghubungkan banyak komputer
yang dikumpulkan dalam satu tempat.
Dalam
ruang lingkup jaringan lokal, sister terkluster memiliki beberapa model dalam
pelaksanaannya, yaitu:
1.
Model Asimetris
2.
Model Simetris
Kedua
model diatas memliki perbedaan dalam hal pengawasan mesin yang sedang bekerja.
1.Model
Asimetris
Pengawasan
dalam model asimetris menempatkan suatu mesin yang tidak melakukan kegiatan
apapun selain bersiap siaga mengawasi mesin yangbekerja.Jika mesin itu
mengalami masalah maka pengawas akan segera mengambil alih tugasnya
2.
Model Simetris
Pengawasan
pada model simetris tidak menerapkan mesin yang khusus bertindak sebagai
pengawas.Sebagai gantinya, mesin-mesin yang melakukan komputasi saling
mengawasi keadaan mereka.Mesin lain akan mengambil alih tugas mesin
yang sedang mengalami masalah.
Jadi
jika dilihat dari uraian cara pengawasan diatas dan dari segi efisiensi maka
mengunakan mesin model simetris lebih unggul daripada
model asimetri.Hal ini disebabkan pada model asimetris terdapat masin
yang tidak melakukan kegiatan apapun selain mengawasi mesin lain.Sedangkan pada
model simetris mesin yang menganggur(hanya mengwasi mesin lain) ini dianfaatkan
untuk melakukan komputasi. Inilah yang membuat model simetris lebih efisien.
Real Time System(RTS)
Real time system disebut juga
dengan Sistem waktu nyata. Sistem yang harus menghasilkan respon yang tepat
dalam batas waktu yang telah ditentukan. Jika respon komputer melewati batas
waktu tersebut, maka terjadi degradasi performansi atau kegagalan sistem.
Sebuah Real time system adalah sistem yang kebenarannya secara logis didasarkan
pada kebenaran hasil-hasil keluaran sistem dan ketepatan waktu hasil-hasil
tersebut dikeluarkan. Aplikasi penggunaan sistem seperti ini adalah untuk
memantau dan mengontrol peralatan seperti motor, assembly line, teleskop, atau
instrumen lainnya. Peralatan telekomunikasi dan jaringan komputer biasanya juga
membutuhkan pengendalian secara Real time.
Berdasarkan
batasan waktu yang dimilikinya, Real time system ini dibagi atas:
1. Hard Real time
2. Soft Real time
3. Firm Real time
1. Hard Real time
2. Soft Real time
3. Firm Real time
Komponen
dari Real time system ini adalah:
1. Perangkat keras,
2. Sistem Operasi Real time,
3. Bahasa Pemrograman Real time,
4. Sistem Komunikasi.
1. Perangkat keras,
2. Sistem Operasi Real time,
3. Bahasa Pemrograman Real time,
4. Sistem Komunikasi.
Berdasarkan response time dan dampaknya, maka komputasi real-time
dapat dibedakan menjadi :
1. Sistem Hard Real-Time ( HRTS )
Sistem hard real-time dibutuhkan untuk menyelesaikan critical task dengan jaminan waktu tertentu. Jika kebutuhan waktu tidak terpenuhi, maka aplikasi akan gagal. Dalam definisi lain disebutkan bahwa kontrol sistem hard real-time dapat mentoleransi keterlambatan tidak lebih dari 100 mikro detik.Secara umum, sebuah proses di kirim dengan sebuah pernyataan jumlah waktu dimana dibutuhkan untuk menyelesaikan atau menjalankan I/O. Kemudian penjadwal dapat menjamin proses untuk selesai atau menolak permintaan
karena tidak mungkin dilakukan. Mekanisme ini dikenal dengan resource reservation. Oleh karena itu setiap operasi harus dijamin dengan waktu maksimum. Pemberian jaminan seperti ini tidak dapat dilakukan dalam sistem dengan secondary storage atau virtual memory, karena sistem seperti ini tidak dapat meramalkan waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi suatu proses.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah pada sistem pengontrol pesawat terbang. Dalam hal ini, keterlambatan sama sekali tidak boleh terjadi,karena dapat berakibat tidak terkontrolnya pesawat terbang. Nyawa penumpang yang ada dalam pesawat tergantung dari sistem ini, karena jika sistem pengontrol tidak dapat merespon tepat waktu, maka dapat menyebabkan kecelakaan yang merenggut korban jiwa.
2. Sistem Soft Real-Time ( SRTS )
Komputasi soft real-time memiliki sedikit kelonggaran. Dalam sistem ini,proses yang kritis menerima prioritas lebih daripada yang lain. Walaupun menambah fungsi soft real-time ke sistem time sharing mungkin akan mengakibatkan ketidakadilan pembagian sumber daya dan mengakibatkan delay yang lebih lama, atau mungkin menyebabkan starvation, hasilnya adalah tujuan secara umum sistem yang dapat mendukung multimedia, grafik berkecepatan tinggi, dan variasi tugas yang tidak dapat diterima di lingkungan yang tidak mendukung komputasi soft real-time.
Contoh penerapan
sistem ini dalam kehidupan sehari-hari adalah pada alat penjual/pelayan
otomatis. Jika mesin yang menggunakan sistem ini telah lama digunakan, maka
mesin tersebut dapat mengalami penurunan kualitas,misalnya waktu pelayanannya
menjadi lebih lambat dibandingkan ketika masih baru. Keterlambatan pada sistem
ini tidak menyebabkan kecelakaan atau akibat fatal lainnya, melainkan hanya
menyebabkan kerugian keuangan saja. Jika pelayanan mesin menjadi lambat, maka
para pengguna dapat saja merasa tidak puas dan akhirnya dapat menurunkan
pendapatan pemilik mesin.Setelah batas waktu yang diberikan telah habis, pada
sistem hard realtime,aplikasi yang dijalankan langsung dihentikan. Akan tetapi,
pada sistem softreal-time, aplikasi yang telah habis masa waktu pengerjaan
tugasnya,dihentikan secara bertahap atau dengan kata lain masih diberikan
toleransiwaktu.Mengimplementasikan fungsi soft real-time membutuhkan design
yang hati-hati dan aspek yang berkaitan dengan sistem operasi. Pertama,sistem
harus punya prioritas penjadualan, dan proses real-time harus memiliki
prioritas tertinggi, tidak melampaui waktu, walaupun prioritas non real-time
dapat terjadi.Kedua, dispatch latency harus lebih
kecil. Semakin kecil latency, semakin cepat real-time prosesmengeksekusi.Untuk menjaga dispatch tetap rendah, kita
butuh agar system call untuk preemptible. Ada beberapa cara untuk mencapai
tujuan ini. Pertama adalah
dengan memasukkan preemption points di durasi system call yang lama, yang memeriksa apakah prioritas utama butuh untuk dieksekusi. Jika sudah, maka contex switch mengambil alih, ketika high priority proses selesai, proses yang diinterupsi meneruskan dengan system call. Points premption dapat diganti hanya di lokasi yang aman di kernel dimana kernel struktur tidak dapat dimodifikasi.
Metoda yang lain adalah dengan membuat semua kernel preemptible.Karena operasi yang benar dapat dijamin, semua struktur data kernel harus diproteksi dengan mekanisme sinkronisasi. Dengan metode ini, kernel dapat selalu di preemptible, karena setiap data kernel yang sedang di update diproteksi dengan pemberian prioritas yang tinggi. Jika ada proses dengan prioritas tinggi ingin membaca atau memodifikasi data kernel yang sedang dijalankan, prioritas yang tinggi harus menunggu sampai proses dengan prioritas rendah tersebut selesai. Situasi seperti ini dikenal dengan priority inversion. Kenyataanya, serangkaian proses dapat saja mengakses sumber daya yang sedang dibutuhkan oleh proses yang lebih tinggi prioritasnya. Masalah ini dapat diatasi dengan priority-inheritance protocol, yaitu semua proses yang sedang mengakses sumber daya mendapat prioritas tinggi sampai selesai menggunakan sumber daya. Setelah selesai, prioritas proses inidikembalikan menjadi seperti semula.
dengan memasukkan preemption points di durasi system call yang lama, yang memeriksa apakah prioritas utama butuh untuk dieksekusi. Jika sudah, maka contex switch mengambil alih, ketika high priority proses selesai, proses yang diinterupsi meneruskan dengan system call. Points premption dapat diganti hanya di lokasi yang aman di kernel dimana kernel struktur tidak dapat dimodifikasi.
Metoda yang lain adalah dengan membuat semua kernel preemptible.Karena operasi yang benar dapat dijamin, semua struktur data kernel harus diproteksi dengan mekanisme sinkronisasi. Dengan metode ini, kernel dapat selalu di preemptible, karena setiap data kernel yang sedang di update diproteksi dengan pemberian prioritas yang tinggi. Jika ada proses dengan prioritas tinggi ingin membaca atau memodifikasi data kernel yang sedang dijalankan, prioritas yang tinggi harus menunggu sampai proses dengan prioritas rendah tersebut selesai. Situasi seperti ini dikenal dengan priority inversion. Kenyataanya, serangkaian proses dapat saja mengakses sumber daya yang sedang dibutuhkan oleh proses yang lebih tinggi prioritasnya. Masalah ini dapat diatasi dengan priority-inheritance protocol, yaitu semua proses yang sedang mengakses sumber daya mendapat prioritas tinggi sampai selesai menggunakan sumber daya. Setelah selesai, prioritas proses inidikembalikan menjadi seperti semula.
3. Semi Hard Real-Time System (HRTS) atau Semi Soft Real-Time ( SRTS )
Metoda ini merupakan gabungan antara Semi Hard Real-Time System
(HRTS) atau Semi Soft Real-Time ( SRTS ). Dengan demikian waktu
deadlinenya lebih pendek jika dibandingkan dengan soft real-time ( SRTS ).
4. Interaktif Deadline ( Waktu Deadlinenya Bisa Ditawar )
Pada interaktif real-time, maka waktu deadlinennya bisa ditawar, artinya tidak secara mutlak pada titik tertentu, tetapi tergantung dari kesepakatan yang ditentukan dan fleksibel.
5. Probabilistic / Statistik
Metode ini biasanya menggunakan teori probabilitas / teori kemungkinan dengan metoda statistik.
6. Intelligence RTS
Metode ini biasanya menggunakan Expert Systems / Kecerdasan buatan / Artifial Inteligence atau Kendali Cerdas.
II. MissConception Tentang Real-Time System
Sistem real-time merupakan suatu sistem yang mampu memproses tugas-tugas dan hasilnya tepat waktu.
Sistem real-time merupakan suatu sistem yang mampu memproses tugas-tugas dan hasilnya tepat waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar